Minggu, 20 April 2008

110 Tahun Usia Ibu TERESA dari PEDALAMAN MAHAKAM

PERPETUA MARIA HAGONG ANGIN, lahir di Mamahak Besar 1898, anak ke-3 dari pasangan BAYO ULO & HANGIN URE. Menempuh Pendidikan yang di bawa oleh para MISIONARIS ke LAHAM, yaitu : SR - 3 Tahun, VLOCK SCHOOL - 3 Tahun dan MISS SCHOOL - 2 Tahun, setelah menyelesaikan sekolah beliau dipercayakan menjadi Guru Pribumi Pertama dari LAHAM di Pedalaman Mahakam Kalimantan Timur. Selama menjadi guru beliau sempat berniat untuk menjadi Biarawati/Suster akan tetapi jalan memang sudah ditentukan agar beliau tetap menjadi pendidik.
Tepat tgl 15 Desember 1934 beliau dipersunting oleh HAJANG BULAN, seorang pemuda kelahiran LONG PAHANGAI 10 Mei 1896. Bersama-sama suami tercinta mulai mengajar ke berbagai tempat atas perintah para misionaris untuk berkarya, antara lain di : Long Pakaq, Ujoh Bilang, Long Iram, Tekajung Kalteng, Sirau, Jemhang Apo Kayan, Gemuruh, Melak, Sungai Akah, Datah Bunyau dan akhirnya di Mamahak Besar hingga pensiun pada tanggal 01 November 1974.
Kini diusianya yang lanjut 110 Tahun, wanita pelopor Pendidikan dan Gereja Katolik dari Pedalaman Mahakam Kalimantan Timur ini hidup di Pedalaman Mahakam dengan : 9 Anak, 8 Menantu, 62 Cucu, 28 Buyut, 21 Mantu Cucu dan 15 Mantu Buyut. Hingga saat ini mukjizat besar itu telah nyata hidup dalam karya Agung Perjalanan Hidup dan Sejarah Pendidikan dan Gereja Katolik dimana tepat tgl. 8 Juli 2007 di Sendawar Kabupaten Kutai Barat di Peringati 100 Tahun Misi Gereja Katolik se Kalimantan, tokoh wanita ini memperoleh Penghargaan atas jasa-jasanya yang diserahkan langsung oleh Yang Mulia Duta Besar Vatikan Mgr. LEOPOLDO GIRELLI dan Uskup Agung Samarinda Mgr. SULUI FLORENTINUS MSF dan yang tak kalah pentingnya beliau juga memperoleh Gelar "IBU TERESA" pelopor Pendidikan dan Gereja Katolik dari Pedalaman Mahakam oleh Yang Mulia Uskup Agung Samarinda Mgr. SULUI FLORENTINUS MSF pada Misa Syukur 25 Tahun Paroki Santo Petrus Ujoh Bilang di Kampung Mamahak Besar Kecamatan Long Bagun pada tanggal 19 April 2008.
Kini Guratan Wajah dan Sorotan matanya menyisakan kekokohan pribadinya yang masih berani, kuat dan rendah hati sebagai saksi sejarah yang tak menyangka akan Maha Agung Karya-NYA hingga dapat "BERTOLAKLAH KETEMPAT YANG DALAM" (Lukas 5 : 4).